Tabanan, CNBC Indonesia – Sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10, Indonesia berhasil menarik 60 ribu peserta dan menjadi pelaksana terbaik dalam 30 tahun sejarah World Water Forum. Sebagai tuan rumah, Indonesia juga telah membuka Museum Air pertamanya di Kabupaten Tabanan.
Pembangunan Museum Air Tabanan ini bertujuan untuk mendukung acara World Water Forum ke-10 yang berlangsung sebelumnya. Konsep, desain, dan pelaksanaannya di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR).
Museum yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2023 berlokasi di lahan seluas enam hektar milik Pemerintah Provinsi Bali, di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.
Museum ini menjadi salah satu tujuan kunjungan delegasi World Water Forum ke-10. Museum air subak memperlihatkan pengelolaan air di berbagai negara dan daerah di Indonesia.
Dimulai dengan paviliun China yang menampilkan informasi mengenai pengelolaan air secara berkelanjutan di China dari masa ke masa, mulai dari bendungan hingga irigasi, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, di ruang berikutnya diceritakan mengenai pembangunan DAS Brantas hasil kerja sama Indonesia dan Jepang pada tahun 1960.
Tidak hanya itu, juga diceritakan mengenai upaya mengurangi erosi di daerah pinggir pantai seperti Bali untuk memulihkan dan menjaga wilayah pantai.
Paviliun selanjutnya adalah Korea Selatan yang memiliki asosiasi perbaikan air sejak era Joseon. Seperti China, paviliun ini menunjukkan usaha Korea dalam mengelola air secara berkelanjutan dari masa ke masa.
Setelah Korea, museum ini menampilkan kisah pengelolaan sumber daya alam air Indonesia sejak zaman prasejarah di mana masyarakat pertanian telah menggunakan sistem irigasi.
Sistem ini menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung pertanian Indonesia selama ribuan tahun, dari zaman kerajaan Nusantara, kolonial Hindia Belanda, kemerdekaan, hingga masa kini.
Sistem subak Bali yang merupakan warisan budaya UNESCO telah digunakan sejak abad ke-9, yang pertama kali tercatat dalam prasasti Trunyan. Sistem irigasi juga terdapat di berbagai daerah di Indonesia sebagai negara agraris, seperti Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Luas wilayah irigasi di Sumatera mencapai 473.481 km atau 34% dari total luas wilayahnya. Setelah Sumatera, paviliun Jawa menyediakan informasi mengenai lumbung, bendungan, dan kearifan lokal di berbagai provinsi di Jawa. Selanjutnya, paviliun Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan Papua juga memperlihatkan keunikan budaya dan sistem pertanian di daerah masing-masing.
Terakhir, paviliun subak menjelaskan sejarah dan peranannya dalam sistem pertanian. Subak bertujuan untuk memelihara organisasi subak, meningkatkan kesejahteraan petani, mengatur pengairan dan tata tanaman, melindungi petani, serta memelihara dan memperbaiki saluran air ke sawah.
Museum ini memiliki konsep sad kerthi, terutama jana kerthi, dan the ways of water, yang menciptakan kedamaian secara material dan spiritual. Bangunan museum terdiri dari 3 lantai, dengan lantai 1 membahas tema air secara global, lantai 2 mengangkat tema air di Indonesia, dan lantai 3 berfokus pada subak.
Kunjungan ke museum ini merupakan bagian dari acara penutupan World Water Forum ke-10 yang berlangsung kemarin. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di halaman resmi World Water Forum.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
RI Alami 1.000 Bencana Banjir Setiap Tahun, Pemerintah Lakukan Ini
(dpu/dpu)