BeritaBerkala: Portal Informasi Harian hingga Bulanan
Berita  

Pesan Kebangsaan Idul Fitri dari Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini

Pesan Kebangsaan Idul Fitri dari Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini

KABAR DPR – Hari ini umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri. Kata “fitri” dalam bahasa Arab berarti “suci”. Idul Fitri dimaknai sebagai hari kembali kepada fitrah manusia yang suci dan bersih dari dosa. Hal ini dicapai setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, di mana umat Islam berusaha menahan diri dari hawa nafsu dan memperbanyak amalan kebaikan.

Idul Fitri juga dimaknai sebagai hari kemenangan melawan hawa nafsu. Puasa Ramadhan merupakan latihan spiritual untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan berhasil menjalankan ibadah puasa, umat Islam dianggap telah meraih kemenangan.

Maka pantas dan tidak berlebihan jika umat Islam menyambut Idul Fitri dengan penuh sukacita. Di hari raya ini umat Islam saling bersilaturahim, mengunjungi keluarga dan teman, saling berbagai bingkisan dan hadiah, serta saling bermaaf-maafan.

Idul Fitri juga merupakan momen untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama. Umat Islam dianjurkan untuk mengeluarkan zakat fitrah dan memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membantu meringankan beban mereka dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Bagi kita di Indonesia, Idul Fitri memiliki makna yang lebih luas dibandingkan dengan makna religiusnya. Idul Fitri menjadi momen penting bagi keluarga untuk berkumpul dan menjalin hubungan silaturahim.

Tradisi mudik, halal bihalal, dan berbagai tradisi lainnya menjadi bagian penting dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Tradisi ini mendekatkan yang jauh dan menguatkan yang dekat. Inilah modal sosial kita yang terpupuk sejak dulu kala yang mampu merekatkan perbedaan dan mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa.

*Refleksi Kebangsaan Idul Fitri*

Idul Fitri merupakan waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan merenungkan amalan-amalan yang telah dilakukan selama tahun-tahun sebelumnya. Umat Islam diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Dalam konteks kebangsaan kita, Idul Fitri harus menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Memperbaiki kualitas pengamalan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa yang termanifestasi dalam sila-sila Pancasila. Memperbaiki kualitas kepemimpinan para pemimpin dan elit bangsa. Memperbaiki tanggung jawab kewargaan (citizenship) setiap warga negara.

*Pertama*, Idul Fitri mengajak setiap warga negara untuk kembali pada hakikat manusia sebagai mahluk yang spiritual, mahluk yang relijius. Yaitu sosok manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia sebagai pengamalan sila pertama Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Manusia yang spiritual memiliki hati yang bersih, tulus, ikhlas jauh dari iri, dengki, dan prasangka buruk. Tidak ada niatan untuk mencelakai sesama anak bangsa. Tidak pula punya niatan menghancurkan bangsa yang dibangun susah payah oleh para pendiri dan pejuang bangsa ini. Jika ia seorang pemimpin ia punya kepekaan hati. Melihat semua masalah kebangsaan dan penyelesaiannya dengan hati. Bersikap adil dan mencintai seluruh rakyatnya sepenuh hati apapun latar belakang agama, suku, budaya, kepentingan dan golongannya.

*Kedua*, Idul Fitri menjadi momen untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Silaturahim yang dilakukan di momen hari raya tidak terbatas antar umat Islam tapi melintasi suku, agama, ras, dan antargolongan, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh rasa nasionalisme.

Dalam praktek kehidupan berbangsa, masyarakat kita punya kearifan luar biasa. Idul Fitri tidak hanya perayaan bagi umat Islam tapi juga dirasakan oleh saudara-saudara kita di luar Islam dengan saling mengucap selamat, saling mengunjungi, dan saling berbagi bingkisan, hadiah, juga makanan. Inilah bentuk ril toleransi yang tidak sekadar basa-basi.

*Ketiga*, Idul Fitri menjadi momen untuk meningkatkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Tradisi zakat fitrah infak dan sedekah mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan.

Inilah cermin dari pengamalan sila kedua dan kelima Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sekaligus mempertebal dimensi kesalihan sosial dari ibadah puasa (dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam)–sehingga tidak hanya mempertebal kesalihan pribadi semata.

*Keempat*, Idul Fitri menjadi momen untuk meneguhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme. Nilai-nilai seperti relijiusitas, disiplin, kerja keras, konsisten, persisten, dan pantang menyerah yang diajarkan dalam Islam dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa Indonesia menghadapi tantangan (juga ancaman) yang tidak mudah di tahun-tahun mendatang. Setiap warga negara dituntut untuk memiliki semangat nasionalisme yang kokoh sekaligus produktif sehingga bukan saja tidak luntur oleh tantangan dan ancaman tapi juga terus bergerak maju (berkemajuan).

Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi membawa dampak positif sekaligus dampak negatif. Nasionalisme bangsa mendapatkan tantangan sekaligus ancaman dari “isme-isme” lain yang dominan seperti liberalisme, sekularisme, kapitalisme, individualisme, hingga ancaman terorisme dan radikalisme.

Jika tidak hati-hati dan antisipasi dalam mengahadapi tantangan dan ancaman tersebut, bangsa kita bisa kehilangan jati diri dan karakternya yang sejati. Sehingga mudah terombang-ambing, tidak punya prinsip dan pendirian, tidak punya martabat dan kemandirian. Momentum Idul Fitri harus mampu mempertebal jati diri dan mengokohkan nasionalisme bangsa.

-Kesimpulan-

Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan seperti relijiusitas, persatuan, toleransi, gotong royong, dan nasionalisme. Dengan mengamalkan nilai-nilai tersebut, umat Islam dapat berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.