Gelombang protes pro-Palestina semakin meluas di berbagai negara, termasuk di Australia. Ratusan orang melakukan protes perang Israel di Gaza di Universitas Sydney, Australia, pada hari Jumat (3/5) untuk menuntut universitas tersebut melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel. Gerakan ini terinspirasi oleh pendudukan mahasiswa di Amerika.
Aktivis pro-Palestina mendirikan perkemahan di luar aula utama Universitas Sydney pekan lalu dan kamp serupa juga muncul di universitas lain di Melbourne, Canberra, dan kota-kota lain di Australia. Berbeda dengan AS, di mana polisi mengusir pengunjuk rasa secara paksa, lokasi protes di Australia berjalan damai dengan sedikit kehadiran polisi.
Pada protes di Universitas Sydney, lebih dari 300 orang menuntut divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel. Seorang pengunjuk rasa menyatakan bahwa bukan hanya pelajar yang marah, tetapi semua orang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran dan menunjukkan solidaritas.
Meskipun ada protes dari pihak yang mendukung Israel, wakil rektor Universitas Sydney menyatakan bahwa kelompok pro-Palestina dapat tetap berada di kampus karena tidak ada kekerasan yang terjadi. Australia, yang sudah lama menjadi sekutu Israel, semakin kritis atas tindakan Israel di Gaza. Para pengunjuk rasa menilai bahwa pemerintah Australia belum cukup berbuat untuk mendorong perdamaian.
Dengan demikian, protes pro-Palestina terus berlanjut di berbagai negara termasuk Australia sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
